Bakteri dan algae dapat dimanfaatkan untuk mengurangi konsentrasi emisi karbondioksida yang menyebabkan pemanasan global. Selama ini bakteri masih kurang diperhatikan karena media perkembangan bakteri umumnya berada di tempat kotor, sehingga membuat masyarakat enggan memanfaatkannya.
Hal tersebut diungkapkan peneliti dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Gunawan Budiyanto, di Yogyakarta, Rabu (17/3). Gunawan mengatakan, secara umum bakteri biasa berkembang pada media yang lembab dan pencahayaan yang agak redup, namun tidak menutup kemungkinan, bakteri dapat hidup di tempat lain. Melalui pemanfaatan bakteri dalam proses fotosintesis, diharapkan dapat mengurangi dampak pemanasan global.
Proses fotosintesis oleh tanaman, termasuk algae, yang menggunakan energi matahari mampu mengubah karbondioksida menjadi biomassa. Biomassa dapat diubah menjadi bahan bakar baru, sehingga hal ini menjadi peluang lain untuk meningkatkan praktik pertanian organik yang lebih ramah lingkungan.
Menurutnya, pertanian pada dasarnya merupakan sebuah sistem yang memanfaatkan sumber energi matahari melalui proses fotosintesis. Fotosintesis juga disebut sebagai suatu proses transformasi senyawa anorganik menjadi bahan pangan yang berbentuk senyawa organik. Secara fisiologi, produksi tanaman pada dasarnya sangat bergantung pada ukuran dan efisiensi proses fotosintesis, sehingga dalam penyediaan bahan pangan, fotosintesis menjadi dasar utama yang banyak mendapat perhatian.
Ia menambahkan, khasanah penelitian pertanian suatu saat akan dimanfaatkan sebagai alternatif pemecahan dan perencanaan pengembangan perkotaan dengan pola pertanian dalam konsep kota hijau. Jika pertanian memanfaatkan tanaman budi daya dalam perencanaan kota, diharapkan pengembangan kota akan mengarah kepada terciptanya 'farming city' yang ramah lingkungan. (Ant/**)
Sumber:
http://metrotvnews.com/index.php/metromain/news/2010/03/17/12993/Bakteri-Bisa-Kurangi-Pemanasan-Global
17 Maret 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar